SEJARAH PKI DAN ISU KEMUNCULANNYA KEMBALI DI TAHUN 2016

SEJARAH PKI DAN ISU KEMUNCULANNYA KEMBALI DI TAHUN 2016
OLEH : SAYED AZNAN

Partai Komunis Indonesia (PKI) adalah partai politik di Indonesia. PKI adalah partai komunis non-penguasa terbesar di dunia setelah Rusia dan Tiongkok sebelum akhirnya PKI dihancurkan pada tahun 1965 dan dinyatakan sebagai partai terlarang pada tahun berikutnya, PKI pada dasarnya memiliki sejarah yang begitu gemilang di negeri ini bagaimna tidak di mulai dari sejarah pertamanya yaitu : pemikiran atau paham komunis di bawa dan di sebarkan oleh Sneevliet—seorang anggota SDAP (Partai Sosialis di Belanda) ke bumi Hindia Belanda sekira 1913-1914. Di mana ia kemudian mendirikan Indische Sociaal Democratische Vereniging (ISDV) dan menginfiltrasi ke dalam tubuh Sarekat Islam (SI). Hingga akhirnya pecah menjadi SI putih dan SI merah untuk melaksanakan disiplin partai yang melarang keanggotaan rangkap. Pada Mei 1920 kongres ISDV di Semarang memutuskan mengganti nama partai menjadi Partai Komunis Hindia (PKH). Semaun terpilih menjadi Ketuanya. Pada 1924 PKH diubah kembali namanya menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI).
Keradikalan partai ini memang tak bisa dibendung pemerintah Hindia Belanda. Pada November 1926 PKI melakukan serangkaian revolusi melawan pemerintah di daerah Jawa Barat dan Sumatera Barat. Sekaligus pula mengumumkan terbentuknya sebuah republik. Pemberontakan berhasil ditumpas oleh penguasa kolonial. Ribuan kadernya dibunuh lainnya dibuang ke Boven Digul. Pada 1927 pemerintah melarang partai ini sekalian ideologinya. Para kadernya hanya bisa bergerak underground hingga memasuki masa kemerdekaan. PKI muncul kembali pada 1945, setelah dikeluarkannya maklumat mengenai pendirian partai tanggal 3 November 1945. Muso menjadi ketuanya saat itu dan berhasil menggalang kekuatan massanya. Tiga tahun kemudian, yaitu pada Februari 1948, terjadi kongkalikong,  Indonesia belum bisa berdaulat jika parlemen masih diisi oleh orang-orang kiri. Maka terjadilah upaya penekanan terhadap orang-orang di partai ini.
PKI pun melakukan perlawanan. Upaya ini dianggap sebagai upaya pemberontakan. Beberapa orang PKI ditangkap dan Muso mati tertembus peluru aparat. Sisanya bersembunyi di berbagai daerah. Selama beberapa saat gerak langkah PKI terasa berhenti, namun setelah keluar pernyataan yang diumumkan oleh Mr. Soesanto Tirtoprodjo (Menteri Kehakiman), para anggota PKI berani keluar dari tempat persembunyiannya.  Alimin seorang tokoh tua, diangkat menjadi ketua PKI pengganti Muso. Ia kemudian yang mengumpulkan anggota-anggotanya yang tercerai berai. Menggalang persatuan dan membentuk kader-kader yang berkualitas. Ia merupakan tokoh penting pasca Madiun 1948 itu. Di tangannya citra buruk PKI berangsur-angsur dihilangkan. Namun langkahnya diganjal oleh D.N. Aidit dari kelompok muda, yang menganggapnya bekerja terlalu lamban. PKI terkenal revolusioner dan Aidit ingin mempertahankan hal tersebut. Pada 7 Januari 1951 Alimin digusur oleh D.N. Aidit.  Ketika PKI berada di dalam genggamannya, jiwa partai kembali berubah. PKI berjalan dengan demikian cepat. Pertengahan 1951 PKI memprakarsai sejumlah pemogokan buruh. PKI diganjal kembali oleh pemerintah. Namun hal tersebut bersifat sementara, renggangnya hubungan Masyumi dengan PNI, membuat PKI mendekati PNI untuk memperoleh dukungan pemerintah. Sejak saat itu basis massa PKI berkembang dengan sangat cepat. Jumlah 3.000-5.000 anggota (1950) membengkak menjadi 165.000 dalam waktu empat tahun (1954). Pada 1959 naik lagi menjadi 1,5 juta jiwa. Pada pemilu 1955, PKI berhasil memperoleh 16 persen suara dan masuk dalam daftar empat besar partai besar pada waktu pemilu.
Selama rentang waktu 1955-1964 PKI mendapat banyak kemajuan. Pada 1965 jumlah massa PKI meningkat menjadi 3 juta jiwa. Partai ini kemudian ditahbiskan menjadi partai komunis terkuat di luar Uni Soviet dan Tiongkok. Pada 1962 PKI menggabungkan dirinya sebagai bagian dari pemerintah. Beberapa orangnya sempat menjabat di pemerintahan. Namun usaha ini terjegal, menjelang berakhirnya masa kekuasaan Soekarno, PKI kembali terlibat tragedi berdarah yang dikenal dengan pemberontakan G/30/S/PKI. Setelah jatuhnya kekuasaan Soekarno dan naiknya Soeharto, partai ini dilarang muncul kembali berdasarkan keputusan TAP MPRS/1966. Hingga kini perdebatan mengenai partai ini masih terus berlangsung.
Sejarah G30Spki merupakan sejarah yang sangat kelam di negeri ini bagaimana tidak, partai komunis Indonesia melakukan pemberontakan terhadap pemerintagh secara brutal sehingga PKI sudah mengacam Negara pada masa itu, pemberontakan dan inseden yang paling besar dan membuat sejarah negeri menjadi pilu adalah penculikan para jendral Negara yang di lakukan PKI diantaranya : Peristiwa sejarah terbunuhnya tujuh jendral TNI Angkatan Darat akibat pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) hingga kini masih menyisakan sejumlah tanya. Buntut dari kejadian yang dikenal dengan G30SPKI itu juga mengakibatkan tewasnya ratusan ribu penduduk Indonesia yang diduga penganut paham ataupun keturunan komunis. Pemberontakan yang menurut versi Orde Baru disebut-sebut sebagai sebuah peristiwa yang merusak keutuhan Pancasila dimana terjadi penculikan dan pembunuhan terhadap 7 orang jenderal yaitu Jendral TNI Ahmad Yani, Letjen TNI MT Haryono, Letjen TNI S Parman, Letjen TNI Suprapto, Mayjen TNI Sutoyo, Mayjen TNI DI Panjaitan dan Jenderal AH Nasution yang berhasil lolos sehingga ajudannya Letnan Pierre Tandean yang diculik oleh gerombolan PKI. Selang hanya satu hari yaitu pada 1 Oktober 1965 para pelaku pemberontakan itu berhasil diringkus dan ke 7 korban penculikan dan pembunuhan berhasil ditemukan di kawasan Lubang Buaya, Halim, Jakarta Timur dibawah komando seorang perwira tinggi yang lolos dari target penculikan dan pembunuhan yaitu Mayjen TNI Soeharto.
pada tanggal 30 September 1965 meletuslah pemberontakan PKI. Pada tanggal 1 Oktober 1965 dini hari menjelang subuh, PKI mengadakan penculikan terhadap perwira-perwira Angkatan Darat dan mengumumkan adanya Dewan Revolusi. Penculikan-penculikan itu dilakukan oleh beberapa anggota pasukan Cakrabirawa (Barisan Pengawal Presiden) di bawah pimpinan Kolonel Untung. Mereka menculik dan menyiksa para perwira Angkatan Darat tanpa mengenal perikemanusiaan. Setelah itu jasad para perwira tadi dimasukkan ke dalam sumur Lubang Buaya di Jakarta. Adapun beberapa perwira TNI Angkatan Darat yang diculik tersebut adalah:
1. Letnan Jenderal Akhmad Yani
2. Mayor Jenderal Suprapto
3. Mayor Jenderal M.T. Haryono
4. Mayor Jenderal S. Parman
5. Brigadir Jenderal Panjaitan
6. Brigadir Jenderal Sutoyo Siswomihardjo
Kemudian usaha penculikan terhadap diri Jenderal A.H. Nasution gagal, tetapi ajudannya Lettu Pierre Tendean berhasil diculik dan dibunuh di Lubang Buaya juga. Bahkan putri tercinta A.H Nasution, Ade Ima Suryani yang baru berusia 5 tahun juga menjadi korban keganasan para penculik PKI. Peltu Polisi Karel Sasuit Tubun juga gugur dalam melawan gerombolan penculik yang sedang memasuki halaman rumah Leimena. Disamping itu, pembunuhan juga berlangsung di berbagai daerah. Di Yogyakarta kaum pemberontak telah menculik Kolonel Katamso dan Letkol Sugiyono. Kemudian kesepuluh perwira di atas, oleh pemerintah Indonesia ditetapkan sebagai Pahlawan Revolusi. Melihat keadaan yang cukup gawat itu, maka Mayor Jenderal Soeharto sebagai Panglima KOSTRAD (Komando Strategi Angkatan Darat), segera mengambil tindakan tegas. Tanggal 1 Oktober 1965 keadaan ibu kota sudah dapat dikuasai. Kemudian untuk menumpas kekuatan G 30 S/PKI di berbagai daerah di kirimkanlah pasukan RPKAD dibawah pimpinan Kolonel Sarwo Edi. Dalam waktu singkat PKI dapat dilumpuhkan. Pemimpin-pemimpinnya ditangkap. Sedang D.N Aidit yang merupkan pimpinan utama PKI tertembak mati di daerah Surakarta. Dengan demikian keadaan keamanan dapat dipulihkan.
Ø    Peristiwa G 30 S/PKI
Peristiwa G 30 S/PKI tahun 1965 merupakan tragedi nasional. Pada hari itu Dasar Negara Pancasila akan diganti komunisme oleh PKI. Berkat pertolongan Tuhan Yang Mahakuasa dan menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila, maka ABRI dan rakyat di bawah pimpinan Mayor Jenderal Soeharto dapat menggagalkan usaha PKI. Pancasila tetap kokoh sebagai dasar negara RI. Oleh karena itu, maka pada setiap tanggal 1 Oktober kita peringati sebagai Hari Kesaktian Pancasila.  PKI merupakan partai yang mendapat dukungan dari Soekarno begitupun sebaliknya PKI sangat mendukung kepemimpinan Soekarno yang anti Amerika dan pro kepada Uni Soviet dimana politik sosialis demokratik dan azas pemerataan diutamakan itulah yang membuat PKI merasa sangat berkepentingan untuk mencegah pemberontakan dewan jenderal tersebut. Setelah melakukan pertemuan-pertemuan diantara petinggi PKI akhirnya disepakati bahwa aksi penumpasan dewan jenderal akan dilakukan pada tanggal 30 September 1965. Dalam rapat-rapat yang dilakukan para pimimpin PKI tidak disinggung sedikitpun tentang Soeharto meskipun termasuk seorang perwira berpangkat tinggi tapi mungkin dianggap tidak membahayakan kepentingan mereka.
Hingga pada tanggal 30 September 1965 pukul 4 pagi dilaksanakanlah aksi penumpasan para jenderal dengan menculik 7 jendral yang dijadikan target PKI. Para jenderal tersebut kemudian dibawa ke lubang buaya dimana disana telah menunggu massa pendukung PKI, mereka telah berkumpul sejak tanggal 29 September sore. Massa pendukung PKI diberikan kebebasan untuk melakukan apa saja terhadap ketujuh orang jenderal tersebut yang dianggap telah menyengsarakan rakyat. Sebelum melakukan penyiksaan dan pembunuhan mereka bernyanyi-nyanyi dan berpesta pora di lubang buaya tersebut. Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Kostrad) Mayor Jenderal Soeharto segera bertindak cepat, penculikan dan pembunuhan para jenderal tersebut telah membuat lumpuhnya TNI Angkatan Darat. Dan sesuai kebiasaan yang berlaku bahwa apabila Menteri/Panglima Angkatan Darat berhalangan maka Penglima Kostrad yang mewakilinya sehingga untuk sementara pucuk pimpinan Angkatan Darat dipegang oleh Mayor Jenderal Soeharto. Berdsarkan laporan lengkap yang disampaikan oleh Panglima Komando Daerah Militer V/Jaya yang saat itu dijabat Mayor Jenderal Umar Wirahadikusumah maka diambil langkah-langkah mengkoordinasikan kesatuan-kesatuan yang berada di Jakarta, kecuali Angkatan Udara yang ternyata panglimanya adalah salah seorang pendukung G 30 S/PKI tersebut.
Setelah dilakukan penelitian dan penilaian maka Panglima Kostrad mengambil kesimpulan sebagai bahwa penculikan dan pembunuhan para Jenderal merupakan bagian daripada usaha perebutan kekuasaan pemeritah; pimpinan Angkatan Udara terlibat dalam membantu usaha tersebut; pasukan-pasukan Batalyon 454/Para Divisi Diponegoro dan Batalyon 530/Para Divisi Brawijaya yang berada di lapangan Merdeka, berdiri di pihak yang melakukan perebutan kekuasaan. Kedua pasukan ini di datangkan ke Jakarta dalam rangka hari ulang thaun ABRI    5             Oktober           1965. TNI dibawah komando Soeharto pada 1 Oktober berhasil menguasai pangkalan udara Halim Perdanakusumah dan Lubang Buaya, kemudian keesokan harinya yaitu tanggal 2 Oktober 1965 jenazah perwira TNI AD berhasil di temukan di Lubang Buaya dan dimakamkan bertepatan dengan ulang tahun ABRI yaitu tanggal 5 Oktober 1965 di TMP Kalibata. Beberapa orang yang terlibat dalam pemberontakan G 30 S/PKI kemudian melarikan diri ke berbagai tempat di Pulau Jawa termasuk Letkol Untung yang akhirnya berhasil ditangkap di Tegal pada tanggal 11 Oktober 1965, D.N. Aidit sebagai pimpinan PKI waktu itu ditangkap di Surakarta pada 22 November 1965 dan tokoh-tokoh PKI lainnya.
Tuntutan untuk membubarkan PKI, bubarkan kabinet seratus menteri dan turunkan harga kemudaian dikumandangkan oleh para mahasiswa yang melakukan aksi demonstrasi hingga salah seorang mahasiswa dari Universitas Indonesia Arif Rahman Hakim tewas dalam aksi demonstrasi tersebut yang kemudian mendapat gelar pahlawan amanat penderitaan rakyat (Ampera). Gejolak politik yang terjadi pada saat itu membuat Soekarno mengeluarkan surat perintah yang dibuat pada tanggal 11 Maret 1966 yang kemudian dikenal dengan Supersemar, isinya memberikan amanat kepada Letjen Soeharto untuk mengambil segala tindakan demi mencapai keamanan dan ketenangan. Supersemar ini merupakan titik awal berdirinya rezim Orde Baru karena pada tanggal 12 Maret 1966 PKI dinyatakan sebagai partai terlarang di seluruh Indonesia, semua orang yang diindikasikan terlibat dalam peristiwa G 30 S/PKI dibersihkan dari kabinet dan berdirilah kabinet Orde Baru yang berkuasa lebih dari 30 tahun.
Ø  Proses Penculikan Para Jendral
Pasukan dibagi menjadi 3 group, yang pertama menjaga belakang rumah, yang kedua menjaga didepan rumah, dan group ketiga dibawah pimpinan Letnan Satu Mukijan dan Sersan Dua Raswad, memasuki perkarangan rumah dan menghampiri rumah. Mereka berdua menyapa pasukan penjaga bahwa mereka menyampaikan pesan penting dari Presiden Sukarno. Melihat seragam Tjakrabirawa mereka tidak menaruh curiga sama sekali, kemudian diikuti oleh group penyerang dengan cepatnya melucuti senjata mereka. Menjawab ketukan dipintu, pembatu rumah tangga membuka pintu, dan secepatnya didorong kesamping. Setelah mereka masuk kedalam rumah, group yang dipimpin oleh Sersan Raswad menjumpai anak laki berumur 7 tahun; Eddy putra Jenderal Yani yang sedang mencari Ibunya.
Eddy diminta membangunkan Jenderal Yani, kemudian keluar mengenakan pakaian pajama, Raswad mohon agar Jenderal Yani menemui Presiden sekarang juga. Jenderal Yani meminta tunggu untuk mandi, akan tetapi Raswad katakan tidak perlu mandi, dan tidak perlu tukar pakaian. Karena sadar apa yang terjadi kemudian Jenderal Yani memukul salah satu prajurid, dan masuk kedalam kamarnya secepatnya untuk mengambil senjata, dan menutup pintu berjendela gelas dibelakangnya. Raswad kemudian perintahkan Sersan Gijadi untuk lepaskan tembakan. Sejumlah 7 peluru menembus pintu dan menewaskan Jenderal Yani saat itu juga. Sebagian dari group, yang terdiri dari Raswad dan Gijadi, juga Korporal Djamari, Prajurid Kepala Dokrin, dan Prajurid Satu Sudijono, menyeret jenasahnya keluar dan melemparkan kedalam salah satu bus yang sedang menunggu. Kemudian mereka semua kembali melalui Jatinegara menuju Lubang Buaya, disana Mukidjan melaporkan hasil tugasnya kepada Doel Arief.
Penculikan terhadap Jenderal Soeprapto: Karena rumah Jenderal Soeprapto tidak dijaga, maka hanya diperlukan pasukan dalam jumlah kecil. Dengan menggunakan pasukan yang dimuati dalam satu Toyota Truk dibawah pimpinan Sersan Dua Sulaiman dan Sukiman. Jumlah mereka sebanyak 19 orang, dipersenjatai dengan Sten guns, Garrand, dan Senapan Chung. Walaupun Letnan Doel Arief sudah membawa Sersan Sulaiman malam sebelumnya dimana lokasi rumah ini, namun menyasar 2 kali kealamat yang salah di Jalan Besuki. Regu kecil ditempatkan dikiri dan kanan rumah, sementara regu utama memasuki halaman rumah. Kemudian pecah menjadi 3 kelompok, yang pertama dan kedua menjaga pintu masuk utama, dan garasi. Lalu yang ketiga memasuki rumah dipimpin oleh Sulaiman.
Malam itu Jenderal Soeprapto tidak dapat tidur, dan diganggu oleh suara anjingnya, lalu Soeprapto berjalan keluar dengan T-Shirt, sarung, dan sandal jepit. Korporal Dua Suparman menjawab sapaan Jenderal Soeprapto, dengan memberikan salut dan katakan Presiden ingin temui dirinya. Tanpa memberi kesempatan untuk berpakaian, menutup pintu secepatnya Suparman menyeret Jenderal Soeprapto ke Toyota Truk. Istri dari Jenderal Soeprapto yang menyaksikan kejadian itu melalui jendela sangat kaget dan kecewa, dan percaya bahwa suaminya ditahan. Kemudian mencoba menghampiri suaminya namun dihalangi oleh pasukan pimpinan Sersan Dua Sulaiman, yang membawa Soeprapto ke Lubang Buaya.
Penculikan terhadap Jenderal Parman: Pagi itu kira-kira jam 4:00 pagi, ketika satu group dengan jumlah 20 tentara muncul diluar rumah Parman dijalan Serang. Mendengar suara diluar, Jenderal Parman dan istri yang sedang bergadang keluar kehalaman kebun mereka, mengira ada maling dirumah tetangga. Kemudian melihat group dari Tjakrabirawa didalam halamannya, lalu bertanya;
Mereka katakan diperintahkan untuk menjemput untuk menemui Presiden. Tanpa curiga dan tanpa berikan tanda kecurigaan, Parman masuk kedalam rumah diikuti oleh sebagian Tjakrabirawa dan berhasil ganti pakaian dinas Walaupun sebagai istri sangat tersinggung dan merasa mereka sangat kurang sopan, namum Parman diberikan kesempatan untuk ganti pakaian dinas, sebelum jalan membisikan istrinya untuk hubungi Jenderal Yani secepatnya. Jenderal Parman berpikir dirinya ditahan atas perintah Presiden Soekarno. Tapi begitu mereka akan pergi salah satu anggota Tjakrabirawa mencabut dan membawa telephone rumahnya.
Walaupun Jenderal Parman sadar apa yang terjadi namum tidak melakukan perlawanan dalam perjalanan ke Lubang Buaya. Lima belas menit kemudian Ibu Harjono datang menangis mengatakan suaminya telah ditembak mati, menyadarkan apa yang telah terjadi. Namum, istri dari Jenderal Parman terganggu oleh anggota Tjakrabirawa yang sering kali menjemput suaminya pada waktu diluar jam kerja, yang menjabat sebagai Kepala Angkatan Darat Intelijen atas perintah Presiden tidak sadar apa yang terjadi saat itu.
Penculikan terhadap Jenderal Sutoyo Siswomiharjo: Pasukan penyerang dipimpin oleh Sersan Mayor Surono yang menerima perintah langsung dari Doel Arief secara pribadi. Kelompok ini memulai dengan menutup jalan Sumenep dimana korban tinggal. Ketika itu kebenaran ada Hansip yang sedang patrol, senjata mereka dilucuti satu persatu. Kemudian seperti halnya dengan modus operandi terhadap penculikan Jenderal lainnya, group ini dibagi tiga squads, yang pertama menempatkan diri didepan, yang kedua dibelakang rumah dan yang ketiga melakukan penculikan. Dengan membujuk Jenderal Sutoyo membuka pintu kamarnya dengan alas an akan memberikan surat dari Presiden. Kemudian mengikat tangannya dibelakang kepala dan menutup kedua matanya lalu mendorong kedalam truk yang sedang menunggu, kemudian mereka mencapai Lubang Buaya secepatnya.
Penculikan terhadap Jenderal Pandjaitan: Tidak seperti para Jenderal lainnya, Pandjaitan tinggal di Kebayoran Baru, didaerah Blok M, dijalan Hasanudin. Rumahnya seperti typical model Kebayoran, mempunyai 2 lantai, tidak seperti rumah yang model klasik di Menteng. Kamar keluarga Pandjaitan semuanya berada dilantai 2. Disebelah rumah tapi dalam satu komplek, terdapat ruangan kecil dimana ada 3 saudara laki-laki yang tinggal. Dua truk penuh dengan tentara muncul dijalan Hasanuddin, dan yang satu memarkir didepan dan yang kedua dibelakang. Setelah melewati pagar besi disekitar rumah, pasukan penculik memasuki ruangan dibawah tangga, membanguni pembantu rumah tangga yang sudah tua. Sangat ketakutan mengatakan majikan tidur diatas. Keributan didalam rumah telah membuat seluruh keluarga bangun, mengira rumahnya sedang dikunjungi oleh pencuri lalu merampas pistol dari para penculik. Mereka segera ditembak oleh pasukan penculik. Salah satunya Albert Silalahi, kemudian tewas di rumah sakit dari luka tembakan. Sementara itu dilantai dua istri Jenderal Pandjaitan dalam kepanikannya bertanya apakah hal ini semacam latihan? Tapi mengatakan hal ini bukan latihan sama sekali.
Melihat seragam Tjakarabirawa dilantai satu, dirinya mengira pasti ada pesan dari Istana, tetapi ancaman yang berlangsung meyakinkan bahwa telah terjadi suatu hal yang sangat janggal. Prajurid dibawah sangat nervous untuk tidak naik kelantai dua, lalu berteriak dan memerintahkan Jenderal Pandjaitan untuk turun kebawah, tapi ditolaknya. Pertama Jenderal Pandjaitan mencoba menghubungi Polisi, tetangga, kemudian Kolonel Samosir, tapi gagal. Karena telephone line sudah dipotong. Lalu mencoba menggunakan Stengun untuk menghalau penyerang, tapi senjatanya macet. Semua usaha untuk mengagalkan penculikan dan pembunuhan membuat 7 para jendra harus meregang nyawa di tagangan para pengerak komunis ini merupakan sejarah yang paling kelam yang pernah di hadapi Indonesia sebagai negra yang berideologikan pancasila, kecerobohan para pemimpin telah membuka peluang bagi masyarakat untuk menerima pemikiran komunis yang sebenarnya bersifat kejam ketika di pengang oleh orang yang tidak bertangung jawab.

Ø    Kemunculan kembali pemikiran komunis di masa reformasi
Mencuaknya kembali isu komunis Indonesia merupakan langkah baru bagi keluarga komunis di negeri ini, sejak kejadian G30spki mereka seperti hing di muka bumi pertiwi ini, pada masa orde baru tidak ada alasan bagi PKI untuk mencul sebagai isu apa lagi sebagai kelompok yang terorganisir yang membentuk kekuatan gerakan. Pada masa orde baru para tahanan politik seperti anggota PKI tidak berani untuk bersuara karena setiap hak-hak mereka telah di cabut oleh Negara, namun pasca runtunya rezim orde baru sejak 16 tahun silam PKI yang dulunya sebuah ketakutan bangsa dan Negara ini telah muncul kembali dengan beragam isu, dari tuntutan pada pemerintah untuk meminta maaf kepada keluarga PKI sampai pembagian pin palu arit dan penyebara stiker komunis dibeberapa daerah yang membuat beberapa eleman masyarakat ketakutan dan menilai ini sebuah ancaman baru bagi Negara jika di diamkan dan tidak ditindaklanjuti oleh pemerintah, isu mulai muncul awal 2016 yaitu pemukulan seorang sipil yang memakai pin pali arit di Sulawesi oleh seorang ormas kepemudaan yang tidak sengaja melihat pin palu arit yang di pakai pria tersebut, isu ini kembali mencuak dan membesar ketika keluarga mantan PKI menuntut permintaan untuk meminta maaf atas kejadian tahun 1965 yang pada masa itu pemerintah orde baru membantai dan mengasingkan para tahanan politik yang terlibat dalam organisasi PKI, kebetulan kemunculan isu kedua ini tepat di ibu kota Negara sehingga isu berkembang pesat dan besar, namun jika dilihat dari pergerakan PKI mulai muncul di daerah seperti yang terjadi di riau,pecan bari, padang dan masih banyak daerah lainnya yang di dera isu PKI.

Ini merupakan acaman baru bagi Negara karena PKI pada dasarnya pernah menjadi organisasi yang besa di Negara ini dan pernah mengancam kedaulatan Negara, jika di biarkan kasus ini akan menjadi besar dan berkembang seluruh daerah karena PKI adalah organisasi yang pernah mekar indah di negeri ini maka tidak hayal jika isu ini dapat membangkitkan kembali mereka untuk mengorganisasikan dinya agar memiliki kekuatan yang kuat untuk menuntut pemerintah Indonesia, bahkan isu revolusi PKI akan menjadi sentar dan mengancam Negara.
KABARI KE TEMANMU VIA : Facebook Twitter Google+ Linkedin Technorati Digg
0 Komentar untuk "SEJARAH PKI DAN ISU KEMUNCULANNYA KEMBALI DI TAHUN 2016"

Popular Posts

Back To Top